Hadirnya seragam batik haji membuat jemaah dari Indonesia lebih mudah dikenali. Ibadah haji melibatkan seluruh umat Muslim dunia, sehingga Tanah Suci Mekah dan Madinah lebih padat dari biasanya. Agar lebih mudah dari segi koordinasi, seragam dikenakan oleh para jemaah haji Indonesia.
Batik merupakan motif yang disepakati sebagai corak khas seragam para jemaah haji. Hadirnya seragam batik ini bahkan sempat menyita perhatian putra Raja Salman, karena saking ikoniknya. Ini dia ulasan lebih lanjut mengenai seragam batik jemaah haji yang menjadi identitas nasional di tanah suci.
Mengulik Sejarah Penggunaan Seragam Batik Haji
Sangat menarik membahas tentang jenis seragam batik ini, karena tidak semua negara memilikinya. Seragam khusus para jemaah haji ini merupakan gabungan unsur budaya nasional dengan syariat Islam. Pakaian yang tetap memenuhi syariat dan praktis dikenakan memang diperlukan selama ibadah haji.
Batik dengan motif yang menawan digunakan sejak 2011 sebagai corak membuat seragam haji. Penggunaan seragam batik haji ini pertama kali dicetuskan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia.
Seragam tersebut berguna untuk memudahkan koordinasi, termasuk identifikasi jemaah saat di Tanah Suci. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, saat musim haji, umat muslim dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci.
Berkumpulnya umat muslim dari seluruh penjuru dunia membuat Tanah Suci menjadi lebih padat. Otomatis menjadi tantangan tersendiri bagi panitia haji dari Indonesia untuk melakukan koordinasi jemaah. Oleh karena itu, dibuatlah seragam khusus, agar proses pengaturan lebih mudah.
Selain itu, seragam batik haji juga berperan untuk memudahkan mengenali jemaah dari Indonesia. Hal ini sangat berguna, terutama jika ada yang tersesat selama melakukan rangkaian ibadah.
Tidak hanya memudahkan koordinasi dan identifikasi, seragam batik ini juga berperan sebagai media promosi. Motif batik yang dimiliki Indonesia menjadi identitas tersendiri, sekaligus menunjukkan kekayaan budaya Nusantara.
Seragam batik haji yang dikenakan ini tampil lebih ikonik, membuat warga negara lain tertarik untuk mengenali budaya batik. Tentu saja seni batik akan semakin terkenal, karena sering digunakan di momen-momen khusus. Termauk saat melakukan ibadah haji di Mekah dan Madinah.
Penggunaan seragam batik juga dimaksudkan agar rasa persatuan antar jemaah semakin erat. Rasa persatuan ini akan kian terpupuk seiring dengan hadirnya kebanggaan karena mengenakan kain tradisional Nusantara.
Sebelum diresmikan penggunaannya, jemaah haji Indonesia pada awalnya hanya mengenakan pakaian ihram. Seragam batik dikenalkan untuk menambah pilihan pakaian yang dikenakan di luar pelaksanaan ibadah inti.
Perlu diketahui bahwa ibadah inti haji tetap mengenakan pakaian ihram. Sementara untuk ibadah lainnya, pilihan pakaiannya bebas, asalkan sesuai syariat. Agar lebih rapi, mudah dikoordinasi, seragam batik haji adalah pilihan tepat untuk dikenakan di luar ibadah inti.
Awal mula kebijakan tentang seragam batik resmi untuk haji memang menuai kontroversi. Ada yang setuju dengan usulan Kementrian Agama, begitu juga sebaliknya. Mereka yang tidak setuju mempertanyakan efisiensi dan esensi dari penggunaan seragam tersebut.
Kementrian Agama kemudian menjawab kontroversi tersebut dengan berbagai penyesuaian. Mulai dari desain, pilihan motif, sampai warna agar tidak mengurangi esensi ibadah di tanah suci. Misalnya dari pemilihan motif, tentu lebih selektif agar tidak menyalahi syariat Islam.
Aspek kenyamanan dan keindahan juga terus diperhatikan dalam mendesain seragam batik untuk haji. Alhasil, penggunaan seragam batik khusus haji sudah semakin lumrah, bahkan diadopsi oleh travel agent umroh.
Tentang Pembaruan Motif dan Model Seragam Batik Haji
Seragam batik untuk para jemaah haji Indonesia ditetapkan secara resmi sejak November 2011. Motif, desain, hingga warnanya dibuat seragam, sehingga tampilannya sangat ikonik. Jemaah akan lebih mudah dikenali di tengah kerumunan umat muslim dari berbagai negara.
Awalnya, seragam yang dirilis pada tahun 2011 menggunakan warna dasar hijau muda dengan corak batik ungu. Desain awal tersebut terus dikenakan secara resmi setiap tahunnya, sampai pada tahun 2024.
Pelaksanaan ibadah haji di tahun 2024 menghadirkan tema yang lebih segar, karena desain seragam batik haji dirubah. Keputusan mengganti desain seragam tersebut disebabkan oleh faktor perkembangan zaman. Desain awal seragam batik untuk haji sudah berusia lebih dari satu dekade.
Kementrian Agama menganggap pembaruan desain diperlukan dengan alasan untuk menyegarkan tampilan. Selain itu, dengan digantinya desain seragam diharapkan dapat semakin memupuk semangat jemaah.
Pergantian desain ini juga menjadi respon atas masukan dari berbagai pihak mengenai desain seragam haji. Beberapa masukan yang diterima Kementrian Agama mengenai seragam haji diantaranya seputar kenyamanan.
Selain itu, kemudahan perawatan, keindahan motif, hingga penyesuaian dengan nilai-nilai Islam juga turut dipertimbangkan. Pembaharuan desain ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah berupaya penuh dalam meningkatkan pelayanan haji setiap tahunnya.
Mengulik Motif dan Model Seragam Batik Haji Terbaru
Setelah lebih dari satu dekade dari desain awal seragam haji, pembaharuan dilakukan pada tahun 2024. Batik dengan tajuk Sekar Arum ini diluncurkan sebagai tema baru seragam batik Indonesia. Motif batik Sekar Arum ini hadir dengan nuansa ungu yang elegan, mewah, tetapi tidak mencolok.
Untuk menghadirkan motif dan desain seragam batik ibadah haji terbaru, Kementrian Agama melakukan sayembara nasional. Batik Sekar Arum muncul sebagai pemenang atas sayembara khusus UMKM ini.
Motif Sekar Arum ini hadir dengan corak yang terinpirasi dari bunga melati putih. Corak bunga yang menjadi ikon Indonesia ini, dipadukan dengan motif Kawung dan Truntum khas Yogyakarta. Uniknya lagi, songket tenun dan motif burung garuda juga dihadirkan sebagai kombinasi.
Secara filosofi, batik Sekar Arum ini memiliki makna mendalam, terutama pada bunga melati yang menjadi highlight-nya. Melati putih adalah bunga bangsa yang ditunjuk sebagai puspa nasional. Arti bunga bangsa ini adalah kesucian, kemurnian, yang menjadi salah satu esensi ibadah haji.
Burung garuda, songket, Kawung, hingga Truntum juga memiliki makna tersendiri. Makna tersebut adalah keagungan, kesucian, keindahan, kesederhanaan, dan ketulusan. Semua makna ini masih memiliki esensi yang relevan dengan perjalanan haji.
Untuk desain seragam batik haji tergolong fleksibel, karena yang diresmikan hanya kainnya. Kebutuhan kain per jemaah diperkirakan 3 meter, dimana ukuran tersebut memang umum untuk membuat pakaian.
Penggunaan seragam batik untuk haji tidak untuk pakaian resmi ibadah inti, melainkan untuk kebutuhan di luar ibadah tersebut. Misalnya kegiatan seperti city tour, ziarah, dan sebagainya. Untuk ibadah inti seperti tawaf haji, wukuf, lempar jumrah, sampai sa’i tetap mengenakan pakaian sesuai aturan syariat haji.
Hadirnya seragam khusus jemaah haji Indonesia ini diharapkan dapat mempermudah panitia dalam mengkoordinasi. Mengingat rombongan yang harus diatur tergolong banyak, tentu memerlukan seragam guna mempermudah pekerjaan tersebut.
Selain itu batik yang ditorehkan pada seragam batik nasional ini juga diharapkan bisa memupuk rasa cinta dan bangga jemaah Indonesia. Motif batik diharapkan akan semakin dikenal di kancah internasional dengan dihadirkannya pada seragam haji.
Mengingat fungsi dari seragam batik haji sangat vital, tentu pembuatannya tidak boleh asal-asalan. Pastikan Anda memilih tempat yang tepat untuk mempercayakan seragam ibadah tahunan ini. Ajegmakmur.com merupakan konveksi yang cocok untuk membuat berbagai keperluan seragam.
Termasuk seragam khusus haji dengan kualitas jahitan yang sudah pasti tidak diragukan. Proses pembuatan seragam didukung oleh tenaga SDM hingga peralatan yang sudah mumpuni. Pembuatan seragam mulai dari partai kecil hingga besar dapat di-handle secara optimal oleh ajegmakmur.com.



