Mengenal Seragam Batik Instansi Pemerintah yang Ikonik

Salah satu hal yang menarik dari lembaga pemerintah adalah seragam batik instansi yang dikenakannya. Pegawai Negeri Sipil memiliki aturan yang tergolong ketat, terutama terkait seragam. Tidak hanya warna cokelat khaki yang ikonik, seragam batiknya juga menjadi branding tersendiri.

Batik khas instansi pemerintah ini disebut sebagai batik KORPRI atau Korps Pegawai Republik Indonesia. Warna birunya sangat ikonik, dengan makna yang sangat mendalam. Untuk lebih mengenal tentang seragam batik dari pemerintah ini, berikut ulasannya.

Mengenal Lebih Jauh Tentang Seragam Batik Instansi Pemerintah

Aturan terkait seragam untuk pegawai pemerintahan sudah tercantum resmi, termasuk untuk jenis batik KORPRI. Surat Edaran Nomor 025/3293/SJ dari Kemendagri mengatur seputar seragam batik KORPRI untuk para Aparatur Sipil Negara. Termasuk di dalamnya PPPK atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

Seragam batik instansi ini sudah diatur secara detail dari surat edaran tersebut. Mulai dari corak, warna, spesifikasi teknis, bahkan bahan yang harus digunakan. Batik khas KORPRI ini memiliki filosofi Bhumi, Nusa, Segara dengan bentuk simetris.

Filosofi tersebut menceritakan tentang gambaran budaya Indonesia yang memiliki banyak ragam. Untuk warnanya, pakaian khas ASN ini memiliki tampilan emas yang mewakili filosofi Bhumi. Warna emas ini menggambarkan kesuburan Nusantara serta pembangunan yang semestinya berasaskan lingkungan.

Emas yang tertuang pada seragam KORPRI ini berpadu dengan warna biru muda. Biru muda merupakan representasi dari filosofi Nusa dengan makna pulau-pulau yang ada di Indonesia. Warna tersebut juga menjadi simbol tentang udara bersih yang dimiliki Bumi Pertiwi.

Biru muda pada seragam instansi pemerintahan ini juga dipadukan dengan biru laut. Warna biru laut ini adalah penggambaran lautan yang mewakili filosofi Segara. Filosofi ini tentu seuai dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara maritim.

Setelah membahas mengenai filosofi warna pada seragam khas ASN ini, pembahasan tentu belum lengkap tanpa menyinggung motifnya. Motif batik KORPRI menggunakan perpaduan lima jenis batik Nusantara.

Mulai dari batik Aceh, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua. Setiap daerah yang diambil mewakili lima pulau terbesar di Indonesia. Untuk batik Aceh mewakili Pulau Sumatera.

Sedangkan Pulau Jawa digambarkan dengan batik Kawung. Kepala Kerbau adalah motif dari Sulawesi, dan Cendrawasih mewakili batik Papua. Lima motif ini dipadukan menjadi seragam batik instansi yang mewakili kekayaan budaya dari Nusantara.

Untuk penggunaan batik KORPRI juga ada aturannya tersendiri, tertuang pada Peraturan Dewan Pengurus Korpri Nasional Nomor 02. Setiap hari ulang tahun Korpri, seluruh ASN harus mengenakan seragam batik ini.

Para ASN yang mengenakan pakaian KOPRI ini harus memperhatikan perpaduannya karena sudah diatur secara resmi. Untuk bawahan batik KORPRI dipadukan dengan warna biru tua polos atau hitam.

Bagi pegawai ASN yang berkerudung, warna kerudungnya harus biru tua/dongker tanpa ornamen motif tambahan. Untuk pelengkapnya, para ASN harus melengkapinya dengan PIN khusus KORPRI.

Selain itu, baju khas ASN ini juga wajib dikenakan setiap bulannya pada tanggal 17. Termasuk untuk upacara hari besar nasional hingga rapat yang diselenggarakan KORPRI. Peraturan tersebut semakin kuat dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11/20/ Pasal 11 ayat 1-4.

Mengenal Sejarah Seragam Batik Instansi Pemerintahan (KORPRI)

Setelah mengenal tentang peraturan resmi mengenai baju KORPRI sampai filosofi warna dan motifnya, lanjut ke pembahasan berikutnya. Sejarah mengenai batik khas instansi pemerintahan ini ternyata sudah ada sejak era Orde Baru.

Seragam KORPRI adalah ide dari Presiden Soeharto, dimana beliau menginisiasikan pakaian dinas sebagai simbol identitas nasional. Presiden Soeharto mengenakan seragam KORPRI sebagai wujud dari identitas negara.

Setelah itu, seragam tersebut menjadi pakaian wajib pada ASN ketika bekerja. Motif khasnya adalah logo KORPRI yang digambarkan dengan teknik printing hingga cap. Awal mula kemunculan seragam batik instansi pemerintahan ini sempat menuai pro-kontra.

Pihak yang kontra mengangggap seragam pemerintahan ini adalah simbol politisasi Orde Baru. Akan tetapi, Presiden Soeharto tetap memberikan contoh dalam mengenakannya. Beliau kerap mengenakan seragam KORPRI ketika menyambut delegasi/tamu dari luar negeri, hingga untuk menghadiri upacara kenegaraan lainnya.

Seragam batik instansi pemerintahan ini pada awalnya hanya terdiri dari corak Buket dan Lung-lungan. Seiring berjalannya waktu, ada beberapa perubahan motif yang dihadirkan.

Perubahan bentuk tumpal di ujung bawah merupakan salah satunya yang ikonik. Selain itu, motif berupa logo KORPRI menjadi highlight yang semakin menunjukkan branding instansi. Aming Prayitno merupakan sosok yang mendesain logo instansi pemerintahan ini, hingga terkenal seperti sekarang.

Beliau mendesain logo KORPRI dengan ilustrasi pohon dan rumah balairung. Desainnya semakin ikonik dengan adanya sayap di kanan dan kiri yang menunjukkan kesan simetris. Aming Prayitno merupakan seorang seniman, sekaligus dosen seni rupa Institut Seni Indonesia di Yogyakarta.

Dosen dari Institut Seni Indonesia ini mendesain logo KORPRI dengan motif pohon beranting 17. Dahan pohonnya berjumlah 8 dengan 45 daun yang melambangkan tanggal dan hari Kemerdekaan Indonesia.

Rumah Balairung ini memiliki lima tiang yang bermakna perekat dan pemersatu seluruh anggota KORPRI. Ada gambar sayap besar dengan jumlah 4 di tengah dan 5 di bagian tepi. Hal ini bermakna perjuangan serta pengabdian pada KORPRI sebagai organisasi profesional dan mandiri.

KORPRI sendiri memang menjadi satu-satunya wadah yang berguna untuk menghimpun seluruh ASN. Mulai dari anggota biasa, kehormatan, bahkan anggota luar biasa. Definisi tersebut tentu selaras dengan makna yang tertuang pada simbol di batik KORPRI.

Makna Mendalam Tentang Seragam Batik Instansi KORPRI

Walau sempat disangka sebagai politisasi penguasa, saat ini seragam KORPRI merupakan salah satu identitas ASN. Penggunaan seragam batik dari instansi pemerintahan ini sudah dilakukan sejak tahun 1990an sampai saat ini.

Banyak pihak yang saat ini memandang seragam KORPRI merupakan bentuk profesionalisme ASN. Penggunaan pakaian yang diatur pemerintah dalam berdinas menunjukkan asas kepatuhan. Selain itu, identitas seorang ASN memang harus ditonjolkan dalam bertugas, sesuai peraturan Dewan Korpri tahun 2011.

Baju batik khas KORPRI ini juga memiliki makna solidaritas serta kebersamaan ASN. Solidaritas dan kebersamaan ini berperan dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Sejatinya, Aparatur Sipil Negara memang bertugas memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat luas.

Kesetaraan juga turut menjadi makna lainnya yang tertuang pada seragam khas ASN ini. Pakaian yang sama ketika dikenakan saat bekerja tidak akan memperlihatkan kesenjangan sosial. Hal inilah yang menjadi alasan diaturnya pakaian bekerja untuk para Aparatur Sipil Negara.

Kesan kesetaraan di lingkungan pemerintahan tidak hanya untuk mengecilkan kesenjangan sosial. Hal ini juga berkaitan dengan terciptanya atmosfer kerja yang lebih nyaman satu sama lain. Mengenakan seragam batik instansi pemerintahan bagi para ASN juga diharapkan memicu semangat untuk memberikan pelayanan terbaiknya.

Mengenakan seragam dalam bekerja memang memiliki banyak manfaat, termasuk para ASN dengan seragam batik instansi pemerintahannya. Batik KORPRI tidak hanya menjadi ikon instansi pemerintahan secara resmi.

Branding instansi yang kuat diharapkan mampu dihadirkan pada penggunaan seragam batik ini. Pembuatannya harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Baik dari motif, warna, sampai bahannya sudah ada pakemnya tersendiri.

Pastikan Anda mempercayakan seragam batik di tempat yang sudah kredibel untuk hasil optimal. Ajegmakmur.com merupakan vendor yang tepat untuk membuat seragam batik dengan berbagai model. Termasuk untuk seragam ASN seperti KORPRI, dapat dibuat secara berkualitas di ajegmakmur.com.