Berbelanja di produsen batik terjangkau memberikan banyak keuntungan menarik. Secara harga tentunya lebih ramah kantong, cocok untuk pembelian partai kecil hingga besar. Sebelum memutuskan berbelanja, tidak ada salahnya Anda mengetahui hal menarik tentang batik.
Tujuannya agar Anda lebih mengenal seluk-beluk kain tradisional ini. Mulai dari awal tercipta, perkembangan, hingga perannya yang penting bagi Indonesia. Kenali beberapa fakta menarik batik berikut, untuk menambah pengetahuan Anda.
Sejarah Batik, Produk dari Produsen Batik Terjangkau
Ada banyak fakta menarik tentang batik, dimana kain tradisional ini sudah dikenal sejak era Majapahit. Kaitannya dengan penyebaran agama Islam sangat erat, dimana banyak pembatik yang berasal dari daerah santri.
Selain sebagai sarana berdakwah, kain dengan ragam corak menawan ini adalah alat perjuangan ekonomi pedagang muslim. Awal mula kain tradisional ini dikenalkan sudah sejak era Majapahit. Setelah itu, pamor batik semakin berkembang, terutama di era Kerajaan Mataram Islam.
Produsen batik terjangkau bisa Anda jumpai di sejumlah kota yang lekat dengan kain tradisional tersebut. Seperti Yogyakarta dan Solo yang masing-masing memiliki corak dan ciri khas tersendiri.
Ternyata perbedaan batik Yogyakarta dan Solo tidak lepas dari peristiwa Perjanjian Giyanti. Perjanjian yang dilakukan pada tahun 1755 ini mengharuskan Mataram Islam terbagi menjadi dua. Kasunanan Surakarta serta Kasultanan Ngayogyakarta adalah pecahan dari kejayaan Mataram Islam.
Dua keraton tersebut masing-masing memberikan pengaruh tersendiri bagi perkembangan batik. Hingga di era modern, batik Solo dan Yogyakarta memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan dua jenis batik ini menjadi produk dari produsen batik terjangkau yang paling diminati.
Yogyakarta dan Solo adalah dua daerah utama pembuatan batik. Ternyata pengaruhnya semakin meluas hingga ke daerah lain di tanah Jawa. Batik mulai meluas hingga ke Karesidenan Banyumas. Selain itu, kawasan pesisir utara Jawa seperti Pekalongan juga menjadi wilayah persebarannya.
Masyarakat Banyumas dan sekitarnya mengenal batik pasca Perang Dipenogoro tahun 1830. Para pengikut Pangeran Dipenogoro bermukim di Banyumas, sehingga turut memperkenalkan seni batik. Batik yang diperkenalkan para pengikut Pangeran Dipenogoro memiliki motif dan warna khusus.
Produsen batik berkualitas juga banyak yang berada di Pekalongan, kabupaten pesisir utara Jawa. Batik dari Pekalongan sering juga disebut sebagai batik pantai, karena kabupaten tersebut berada di pesisir.
Pekalongan menjadi salah satu sentra batik yang terkenal, dengan corak warna-warni yang indah. Bahkan motifnya muncul dari perpaduan budaya Jawa, Arab, serta Tionghoa. Kesan segar dan dinamis sangat khas dari batik pesisir ini, dengan aneka warna menawan.
Makna dan Perkembangan Batik, Produk dari Produsen Batik Terjangkau
Setelah mengetahui seluk-beluk adanya batik hingga penyebarannya, ketahui juga asal-usul namanya. Nama “batik” adalah gabungan dari dua kata dalam Bahasa Jawa yakni “amba” dan “titik”. Dua kata tersebut bermakna membuat/menulis motif berjenis lebar dan titik.
Ada juga yang menafsirkan nama batik sebagai membuat titik-titik di sebuah kain. Gabungan dua kata amba dan titik ini kemudian dituturkan dengan dialek khas Jawa yakni mbatik. Mbatik diucapkan untuk menggambarkan proses produksi dari sebuah kain batik.
Produsen batik terjangkau memiliki peran penting dalam penyebaran kain tradisional ini secara luas. Hingga saat ini, batiik semakin dikenal bahkan hingga ke kancah internasional. Banyak tokoh penting yang menggunakan kain tradisional ini dalam sejumlah acara.
Pamornya yang meningkat secara internasional membuat batik memiliki peran penting sebagai penyumbang devisa negara. Bahkan nilai ekspor kain tradisional ini tergolong besar, dengan nilai Rp2,1 triliun per tahunnya.
Tahun 2003 adalah era dimana pamor batik semakin melejit. Penetapannya sebagai warisan budaya dunia memberikan sejumlah dampak positif bagi meningkatnya pamor batik.
Pada tahun 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari batik secara nasional. Hal ini semakin mempertegas bahwa kain batik adalah milik Indonesia secara sah, sehingga tidak bisa diintervensi negara lain.
Produsen batik terjangkau memang memberikan peran penting sebagai salah satu tombak produksi dan penyebaran kain tradisional ini. Sebenarnya sebelum ditetapkan oleh UNESCO, batik sudah mulai diperkenalkan di kancah internasional.
Saat masih di bawah kependudukan Inggris, Thomas Standford Raffles yang menjabat sebagai gubernur kala itu sudah memperkenalkan batik. Ia memperkenalkannya kepada pemerintah Inggris pada tahun 1817.
Selain itu, pedagang dari Belanda bernama Van Rijckevorsel membawa selembar kain tradisional ini ke negara asalnya. Batik yang ia bawa kemudian disumbangkan ke museum etnik yang berada di Rotterdam.
Setelah era kemerdekaan, pengenalan batik di kancah internasional juga dilakukan. Presiden Indonesia Soeharto mulai gencar mengenalkan kain tradisional ini pada tahun 1980. Beliau memberikan cinderamata berupa batik pada para delegasi dari luar negeri.
Para delegasi yang berpartisipasi pada KTT APEC tahun 1994 mengenakan batik tulis dengan corak menawan. Sebanyak 17 kepala negara dari anggota APEC tersebut memakai batik tulis bersama dengan Presiden Soeharto.
Hal ini bertujuan untuk semakin memperkenalkan batik sebagai kain asli dari Indonesia. Presiden Joko Widodo juga melakukan hal serupa, pada KTT Asia-Pasific yang diselenggarakan di Bali beberapa waktu lalu. Para kepala negara dari anggota KTT mengenakan batik pada acara makan malam kenegaraan.
Hal ini diharapkan menjadi angin segar bagi para produsen batik terjangkau, terutama untuk skala UMKM. Batik juga semakin berkembang dari segi penggunaan, karena bisa dibuat menjadi berbagai macam produk. Mulai dari pakaian pria, wanita, dan beragam aksesoris menarik.
Ragam Filosofi dan Makna Motif dari Produsen Batik Terjangkau
Batik memiliki ragam motif menawan, yang pastinya memiliki maknanya tersendiri. Salah satunya adalah Parang, corak batik klasik, sudah dikenal sejak era Mataram Islam. Coraknya menggambarkan ombak lautan yang menerpa tebing karang.
Motifnya sebenarnya sederhana, seperti huruf S yang disusun rapi secara diagonal. Filosofi corak satu ini adalah keteguhan hati serta ketajaman berpikir. Filosofi tentang kehidupan manusia lainnya juga bisa Anda jumpai pada batik Kawung.
Kawung adalah motif klasik asal Yogyakarta, yang bentuknya simetris dengan bulatan-bulatan seperti buah kawung. Filosofinya sangat mendalam, karena mengingatkan manusia untuk selalu lembah manah, tidak melupakan asal-usulnya.
Tidak hanya batik Jawa yang memiliki filosofi mendalam, Mega Mendung khas Cirebon demikian. Motif Mega Mendung memiliki kesan sejuk dari corak awan yang ditampilkan. Selain itu, awan pada motif ini juga bermakna tentang kesabaran, ketenangan, serta kemampuan menahan amarah.
Corak batik terinspirasi dari berbagai macam flora, fauna, dan benda-benda di sekitar manusia. Seperti halnya Pring Sedapur, motif batik dengan corak bambunya yang khas. Pring Sedapur memiliki perpaduan corak dan warna yang mengandung unsur alam.
Hal ini seperti mengingatkan tentang kewajiban manusia untuk bersahabat dengan alam. Selain dengan lingkungan, manusia juga harus bersahabat dengan sesamanya, agar tercipta hidup yang tentram.
Ternyata fakta batik sebagai kain tradisional Indonesia begitu mendalam. Mulai dari sejarah sampai filosofi di setiap coraknya. Tentunya hal ini akan semakin menambah pengetahuan Anda seputar kain tradisional ini.
Agar Anda bisa mendapatkan kain batik terbaik, pastikan mencarinya di tempat yang sudah terpercaya. Batik ajegmakmur.com adalah produsen batik terjangkau yang menyediakan banyak jenis. Mulai dari batik tulis, cap, sampai cetak bisa Anda pesan, dengan ragam motif menarik.



