Suku Minangkabau tidak hanya terkenal dengan kulinernya yang mendunia. Kain batik unik Tanah Liek merupakan salah satu budaya khas Minangkabau dengan daya tarik tersendiri. Seni batik Sumatera memang tidak se-populer Jawa, karena beberapa faktor.
Bahkan corak khas Minangkabau tersebut sempat hilang dari peredaran karena tergerus oleh popularitas kain tenun dan songket. Belakangan, makin banyak pengrajin yang mulai mempopulerkan lagi motif khas Minangkabau dengan berbagai inovasi.
Sejarah Kain Batik Unik Tanah Liek khas Minangkabau
Sejarah batik Tanah Liek memiliki beberapa versi terkait asal muasalnya. Ada yang berpendapat bahwa kain bercorak unik tersebut sudah ada sejak abad ke-5 Masehi. Beberapa ahli juga mengatakan versi muasal lainnya dari pengaruh budaya Tiongkok yang masuk ke Minangkabau pada abad ke-16 Masehi.
Pendapat lain menyebutkan bahwa adanya batik di Minangkabau tidak lepas dari pengaruh Mataram Islam. Yogyakarta dan Solo merupakan tempat dimana cikal bakal kain tradisional ini berasal, kemudian menyebar ke berbagai daerah. Pamor kain dengan ragam motif tersebut semakin meluas, bahkan sampai ke kawasan Sumatera Barat.
Masyarakat Minang mengenal batik dari orang-orang Jawa yang masuk ke wilayah Sumatera Barat. Pendatang dari Jawa ini merantau ke kawasan tersebut, bahkan dalam jumlah cukup masif. Pendapat lain mengungkapkan kain tradisional khas Keraton Jawa masuk ke wilayah Minangkabau tidak lepas dari adanya Ekspedisi Pamalayu.
Buah dari ekspedisi tersebut salah satunya pernikahan puteri Minangkabau yang dibawa ke tanah Jawa. Beliau melahirkan anak bernama Aditiawarman dan nantinya menjadi raja kerajaan Pagaruyuang di Minangkabau.
Seni batik kemudian dikenalkan di kawasan Sumatera melalui pernikahan tersebut. Kain batik unik seperti Tanah Liek menjadi salah satu ikon khas Minangkabau. Penyebaran agama Islam di Sumatera Barat juga turut memengaruhi perkembangan kain tradisional Minangkabau tersebut.
Motif kain unik ini banyak yang mengusung corak binatang mitologi. Sementara dalam ajaran Islam tidak diperkenankan memakai pakaian bergambar binatang. Hal ini membuat pamor corak khas Minangkabau sempat redup, tertutup dengan geliat kain songket dan tenun.
Meredupnya pamor batik Minangkabau ini juga diperkuat saat era penjajahan Jepang. Namun pada tahun 1994, Wirda Hanim mulai memperkenalkan kembali corak khas Minangkabau. Beliau terinspirasi dari beberapa warga Batusangkar yang masih menggunakan motif batik ini.
Usaha Wirda Hanim mulai menunjukkan geliat, dan membuat batik tersebut ini mulai dikenal luas kembali. Seni tradisional membatik khas Minangkabau ini diperkenalkan lagi ke masyarakat luas dengan harapan tidak mengalami kepunahan.
Berbagai Hal Menarik dari Kain Batik Unik Tanah Liek
Sejarah kain dengan nama Tanah Liek memang mengalami pasang surut, hingga akhirnya kembali digaungkan di era modern. Umumnya, pewarnaan batik hanya menggunakan bahan alami dari tumbuhan seperti indigo, kunyit, mengkudu, dan sebagainya.
Sedangkan dari Minangkabau ini menggunakan tambahan tanah liat sebagai pewarna alaminya. Penggunaan bahan alami ini membuat kain batik unik ini tampak ikonik, dan menginspirasi penamanaannya menjadi Tanah Liek. Bahan yang mudah dijumpai di berbagai daerah ini memiliki pigmen alami yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna kain.
Mula-mula kain yang hendak diproduksi direndam dengan campuran tanah liat selama satu minggu. Setelah perendaman, kain dicuci dan diberikan pewarna alami untuk memaksimalkan hasil warnanya. Penggunaan pewarna alami dari beberapa tumbuhan lokal Sumatera Barat.
Kulit jengkol, getah gambir, manggis, serta jerami padi kerap digunakan untuk bahan pewarna alami . Ada juga yang menggunakan tanaman lain seperti kulit rambutan, mahoni, dan berbagai tumbuhan dengan pigmen alami lainnya.
Untuk melukis motif-motifnya masih menggunakan lilin malam, layaknya batik pada umumnya. Keistimewaan lain dari corak khas Minangkabau ini karena hadirnya teknik pewarnaan dengan tanah liat.
Selain dengan bahan yang tidak umum seperti tanah liat, motif-motifnya juga sangat unik. Kain bergaya unik ini memiliki motif yang terinspirasi dari alam seperti daun, bunga, serta aneka satwa. Warna-warni khasnya akan mengingatkan Anda dengan gaya kain klasik dari Solo dan Yogyakarta.
Cokelat, putih, krem, abu-abu, dan berbagai warna netral lainnya kerap dijumpai pada corak khas MInang ini. Kesan elegan dan klasik akan terlihat,dari desain unik ini. Terlebih jika dibuat menjadi pakaian dengan desain apik nan memanjakan mata.
Hal menarik lainnya dari kain dengan tampilan unik ini adalah nilai budayanya yang tinggi. Kain bergambar khas Minangkabau ini kerap dikenakan di acara-acara penting seperti upacara keagamaan dan pernikahan. Selain itu, kain tradisional ini juga dianggap sebagai simbol identias dan kebangaan suku Minangkabau.
Secara kualitas, kain khas Minang tersebut memiliki ketahanan optimal, bahkan sampai bertahun-tahun lamanya. Pigmen warnanya yang kuat ini tidak lepas dari peran tanah liat sebagai bahan pewarna alami. Tidak heran dari segi harga, tergolong tinggi karena memang proses pembuatannya yang rumit.
Bagi para kolektor batik, harga tinggi bukanlah masalah karena ada kepuasan tersendiri saat memilikinya. Desain khas Tanah Liek ini kerap dijadikan sebagai investasi para kolektor karena memang banyak unik yang membuat nilai jualnya tinggi.
Ragam Corak Menarik dari Kain Batik Unik Tanah Liek
Tidak hanya proses pembuatannya yang unik, motif Tanah Liek juga terkenal dengan ragam corak menariknya. Jenis desain ini hadir dengan berbagai motif dimana sampai saat ini terus dikembangkan.
Untuk jenis Tanah Liek tradisional, memiliki motif-motif yang tergolong sederhana. Misalnya daun pakis, kucing tidur, batuang kayu atau batang kayu, kipas, tari piring, sirih dalam carano, dan masih banyak lagi.
Corak tradisional kain batik unik ini terus dikembangkan agar variannya semakin banyak. Untuk corak Tanah Liek memang mengambil inspirasi dari kekayaan hayati Minangkabau. Ada juga corak yang menggambarkan budaya suku hingga ikon khas Minangkabau seperti Jam Gadang hingga Rumah Gadang.
Ada juga pilihan motif batik khas Minang lainnya yang dikembangkan dari corak khas tradisional. Motif berlatar budaya mendominasi pola gambarnya menjadi terlihat lebih terbaru. Hal tersebut tidak lepas dari upaya memperkenalkan budaya Minang agar semakin dikenal luas.
Kain unik dari Tanah Minang ini juga memiliki corak lain seperti rumput laut sampai burung Hong. Adanya corak burung Hong ini menjadi bukti adanya pengaruh budaya Tionghoa dalam pembuatan corak khas Padang tersebut.
Banyak saudagar dari Tionghoa yang menyebar ke kawasan Nusantara, termasuk di Tanah Minang. Hal ini turut menambah kekayaan budaya menjadi lebih beragam. Motif bergaya Minang ini juga semakin berkembang di era modern dengan banyaknya varian.
Ada dua motif baru yang diluncurkan yakni corak pohon karet serta batang sawit. Corak pohon karet memiliki makna yang berkaitan dengan keluarga agar selalu erat dan lengket seperti karet. Sedangkan batang sawit berkaitan dengan harapan ekonomi yang berkembang.
Keindahan corak kain tradisional dari berbagai daerah seperti Minangkabau bisa menambah inspirasi Anda dalam memilih busana berkualitas. Batik tidak hanya dikenakan di acara-acara formal, tetapi tergolong fleksibel pemakaiannya.
Anda dapat membuat berbagai macam pakaian dengan ragam model menawan. Pastikan memilih tempat yang tepat untuk membuat baju batik agar hasilnya memuaskan. Anda dapat memilih ajegmakmur.com sebagai opsi memesan kain batik unik.
Mulai dari batik tradisional sampai modern dapat dipesan secara daring dengan pelayanan terpercaya. Anda dapat menghubungi kontak yang tersedia di website untuk konsultasi sampai melakukan pemesanan.



