Batik Jawa Timur, Sejarah hingga Aneka Motifnya yang Menawan

Batik merupakan kain tradisional Indonesia dimna hampir setiap daerah memiliki motif khasnya. Termasuk batik Jawa Timur, yang hadir dengan aneka corak bervariasi, indah dan ikonik. Hampir setiap kabupaten di provinsi satu ini memiliki desain khasnya tersendiri, termasuk warna hingga proses pembuatannya.

Umumnya corak khas dari timur Jawa mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya. Selain itu, ada juga corak yang terinspirasi dari pemandangan alam, kehidupan sehari-hari, hingga mitologi. Lebih lanjut tentang kain tradisional bermotif dari provinsi Jawa Timur, akan dibahas di ulasan berikut.

Mengupas Sejarah Batik Jawa Timur yang Panjang

Seperti halnya Jawa Tengah dan Yogyakarta, sejarah batik dari timur Jawa juga memiliki sisi historis panjang. Asal mula kain tradisional tersebut memang dari Jawa Tengah serta Yogyakarta, kemudian menyebar ke berbagai daerah. Penciptaan desain khas Jawa Timur ini sudah ada sejak era Majapahit, sekitar abad ke-13 sampai 15 Masehi.

Peralihan pemerintahan dari kerajaan Hindu ke Islam juga turut berpengaruh pada perkembangan batik. Pada masa tersebut, kain tradisional bermotif semakin dikenal masyarakat secara luas. Bahkan hingga awal abad ke-20, kain tradisional ini berubah sebagai komoditas industri yang menjanjikan.

Sentra kerajinan batik Jawa Timur bisa Anda jumpai hampir di seluruh kawasan provinsi satu ini. Madura dan Tuban merupakan dua daerah yang masih mempertahankan tradisi klasik dalam pembuatan batik. Bahkan desain khas Madura bernama Tanjung Bumi dikenal sebagai salah satu jenis terlangka dan tertua.

Hal ini tidak lepas dari bagaimana tradisi pembuatannya yang selalu dipertahankan. Bahkan sejak abad ke-13 Masehi, desain ala Madura Tanjung Bumi ini masih dibuat dengan teknik yang sama.

Mengulik Sisi Menarik Batik Jawa Timur

Popularitas batik memang tidak hanya di lingkungan keraton Solo dan Yogyakarta, melainkan menyebar sampai ke berbagai daerah. Termasuk dari Jawa bagian Timur dengan ciri dan inovasi menarik. Kain tradisional dari provinsi satu ini menghadirkan gabungan beberapa unsur budaya.

Pengaruh budaya Tiongkok dan Arab begitu kental, menciptakan corak khas. Selain itu, pengaruh budaya lokal juga tidak ketinggalan turut menyemarakkan motif Jawa bagian Timur ini. Peran penting batik dari kawasan timur Jawa ini tidak hanya sebagai pakaian.

Aspek seperti seni, upacara adat, sampai dekorasi juga menjadi hal tidak terlupakan dari kain bermotif khas Jawa bagian Timur ini. Jika dilihat dari segi desain, pengrajin dari provinsi tersebut juga kerap melakukan inovasi. Alhasil, berbagai macam motif baru tercipta dan mayoritas mengangkat kebudayaan lokal dengan sentuhan modern.

Desain khas Jawa bagian Timur juga tergolong ikonik karena lekat dengan unsur kekayaan alam daerah tersebut. Ada juga corak yang menggambarkan sejarah daerah kabupaten dengan banyak suku ini. Warna-warninya tergolong cerah, bahkan cenderung mencolok yang akan mengingatkan Anda dengan batik pesisir.

Penggambaran corak batik khas Jawa Timur cenderung tidak terikat dengan pakem khusus. Hal ini berbeda dengan gaya khas Solo dan Yogyakarta dimana proses pelukisannya harus mengikuti pakem yang ada.

Konsep pelukisan coraknya mengusung teknik naturalis. Hal inilah yang membuat visual batik dari Jawa Timur sangat mudah dikenali. Motif seperti tanaman, bunga, hewan kerap dihadirkan, dengan perpaduan warna yang cerah.

Berbagai Contoh Motif Batik Jawa Timur yang Ikonik

Hampir setiap daerah di Jawa bagian Timur memiliki desain batik dengan ciri khas tersendiri. Bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin tampil lebih berbeda dengan kain tradisional ini. Salah satunya adalah Lok Chan, hasil akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Motif Lok Chan ini berasal dari Tuban, kawasan pesisir Jawa bagian Timur yang banyak terdapat batik ikonik. Desain khas Tuban ini terinspirasi dari indahnya budaya Tionghoa, dan kerap dikenakan di acara-acara penting.

Burung phoenix dan hong merupakan ciri khas utama yang digambarkan. Filosofi dari corak bergaya Tiongkok ini adalah sebagai lambang gagahnya seorang laki-laki. Coraknya ramai memiliki berbagai macam warna cerah, membuat motif Lok Chan terlihat sangat ikonik.

Opsi batik Jawa Timur lainnya adalah Gajah Oling dari Banyuwangi. Banyuwangi tidak hanya terkenal dengan pantai indahnya. Kain tradisionalnya juga tergolong ikonik, dimana pada corak Gajah Oling justru tidak terdapat hewan gajah di dalamnya.

Filosofi dari desain ala Banyuwangi ini adalah ajakan untuk mengingat kebesaran Tuhan. Gajah mewakili makna kebesaran, sedangkan ‘oling’ adalah eling atau mengingat. Desain uniknya ini tidak menggambarkan gajah secara keseluruhan, melainkan belalainya saja.

Penggambaran belalai gajah ini menyerupai tanda tanya. Selain itu, tampilannya semakin semarak dengan berbagai isen-isen bunga. Warna motif Gajah Oling tergolong teduh, dengan cokelat dan kuning sebagai perpaduan utamanya.

Motif batik dari Jawa Timur juga banyak yang menggambarkan kekayaan lokal daerah. Seperti pada motif Loh Bandeng dari Gresik. Ikan bandeng digambarkan sebagai corak kain tradisional tersebut, sehingga tampilannya tergolong unik.

Corak ikan bandeng ini merupakan simbol bahwa Gresik merupakan kawasan penghasil ternak tersebut. Desain bertajuk Loh Bandeng juga bermakna keseragaman, karena ikan tersebut digambarkan merata ke seluruh kain.

Flora khas daerah juga kerap dihadirkan sebagai desain batik. Seperti pada pola khas Pacitan bernama Pace, dengan gambaran tanaman pace atau mengkudu. Tanaman yang juga dikenal dengan nama mengkudu ini, banyak tumbuh di kabupaten tersebut.

Selain motif pace, sebenarnya ada corak batik lain khas Pacitan dengan visual tidak kalah menariknya. Ayam bekisar hingga ikan laut kerap digambarkan menjadi corak menawan khas Pacitan. Namun, pace adalah corak paling terkenal dibandingkan jenis lainnya.

Bahkan desain satu ini dikembangkan menjadi corak lainnya, dengan highlight tanaman mengkudu. Mulai dari Pace Sido Luhur, Pace Galaran, sampai Pace Ceplok merupakan batik ikonik khas Pacitan.

Berbicara tentang corak batik Jawa Timur, belum lengkap tanpa membahas corak khas Madura. Desain kain khas Madura ini sudah ada sejak abad ke-16, dimana pewarna alami masih dipertahankan dalam proses produksinya.

Warna-warna alaminya ini didapatkan dari beberapa tanaman seperti mengkudu untuk menghasilkan warna merah. Tampilan biru pada desain khas Madura bisa didapatkan dari memanfaatkan daun tarum. Sedangkan tawas biasanya dimanfaatkan untuk mendapatkan kain dengan tampilan hijau.

Walau secara geografis tergolong jauh, ternyata motif batik Madura banyak terinspirasi dari Yogyakarta. Motif seperti Sekar Jagad juga populer di kalangan masyarkat Madura. Selain itu, ada juga corak khas Madura seperti Padih Kepa’i, Kempeng Saladerih, hingga Gorek Basi.

Jember juga memiliki corak ikonik, dimana daun tembakau sebagai inspirasi pembuatannya. Batik Jawa bagian Timur ini memiliki visual daun tembakau sebagai ciri khas utamanya. Hal ini berkaitan dengan komoditas terbesar kabupaten tersebut yang memang berasal dari daun tembakau.

Bahkan daun tembakau asli dijadikan sebagai cetakan sederhana, untuk menciptakan corak yang realis. Konsep pembuatannya yang unik ini akan membentuk pola dengan konsep bebas dan kontemporer. Warna-warninya sangat beragam, membuat batik dari Jember tidak kalah indahnya dengan motif daerah lain.

Batik merupakan warisan budaya nonbendawi yang resmi menjadi milik Indonesia. Perkembangannya semakin pesat, bahkan hampir setiap daerah di Nusantara memiliki corak khasnya tersendiri. Termasuk kawasan timur Jawa yang menghadirkan batik dengan ciri khas menarik.

Desain batik Jawa Timur juga dapat menjadi inspirasi Anda dalam berbusana. Anda dapat memesannya di produsen berkualitas untuk mendapatkan hasil optimal. Ajegmakmur.com merupakan tempat yang tepat untuk membuat batik dengan kualitas memuaskan.

Mulai dari kebutuhan pesta, seragam kerja, sekolah, dan sebagainya bisa diproduksi dengan dukungan sarana memadai. Percayakan kebutuhan batik pada produsen yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun ini, untuk hasil yang tidak mengecewakan.